Membelanjakan atau Menabung?


*tulisan ini murni pendapat pribadi saja, tanpa dasar dan belum dibuktikan kebenarannya, hehe

gambar diambil dari : http://wikinut.com

“Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan dengan pertengahan dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga pada hari ia miskin dan membutuhkannya.” (HR. Ahmad dan Muslim)

Semakin lama gejala hedonisme semakin terlihat di masyarakat. Kebiasaan membelanjakan uang dengan seenaknya sedang mewabah, terutama di kalangan anak-anak muda, mungkin saja kita pun sudah menjadi korban gaya hidup yang sedang nge-tren ini. Tanpa disadari sering sekali kita membelanjakan uang untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Seperti kata Ibu Tri Mumpuni pada acara TEDx Bandung, “Kita sering sekali melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu(termasuk membelanjakan uang), hanya untuk memberi impresi pada orang-orang yang sebenarnya tidak penting, yang kita sendiri pun sebenarnya tidak peduli dengan mereka”.

Kalau generasi penerus kita seperti ini, lalu siapakah yang harus bertanggung jawab? Generasi orang tua kah yang salah mendidik?

Bicara soal pendidikan, saya yakin banyak sekali keluarga-keluarga yang mendidik anak untuk menabung sejak dini. Pendidikan menabung mulai dari yang sederhana seperti menabung sisa uang saku di celengan, di bank, sampai menabung dalam bentuk dinar dan dirham. Di sekolah pun anak sudah dibiasakan untuk menabung melalui tabungan rutin yang biasanya disisipkan bersama pembayaran SPP-nya.

Lalu bagaimana hasilnya? Begini-begini saja. Salah kah pendidikannya?

Tidak ada yang salah dengan menabung. Banyak juga anak-anak muda yang ahli dalam menabung, terutama ketika sedang menginginkan sesuatu untuk dibeli. Saking ahlinya banyak juga yang sampai mengurangi makan yang tadinya 3 kali menjadi 2 kali sehari, sering-sering makan mi instan, bahkan kalau perlu mencari-cari event yang ada makanan gratisnya, hehe. Sama diri sendiri saja pelit, apalagi sama orang lain. Sayangnya ketika uang terkumpul, ternyata uang tersebut tidak jarang dibelanjakan lagi-lagi untuk sesuatu yang tidak perlu.

Jadi bagaimana dong?

Mari kita lihat kembali hadist yang tertulis diawal, yang disebut diawal adalah membelanjakan, sedangkan menabung(menyisihkan) baru disebut kemudian, itu pun ketika ada kelebihan. Pantas dicoba oleh orang tua dan sekolah-sekolah di masa sekarang untuk mengubah cara pendidikan soal uang. Ajarkan bagaimana membelanjakan uang dengan bijak daripada bagaimana cara menabungkan uang yang dimiliki. Bukan berarti menabung salah, bukan berarti melarang untuk menabung, tapi jika pendidikan dilakukan dengan benar, bukankah menabung hanya salah satu bagian dari kebijaksanaan dalam membelanjakan uang?

1 thought on “Membelanjakan atau Menabung?

Leave a comment