Monthly Archives: June 2012

Pesan Ayah


gambar diambil dari : http://feelislam.com/

Wahai anak-anakku,

 

jika semua yang kita KEHENDAKI harus selalu kita miliki,

bagaimana kita bisa belajar KEIKHLASAN?

 

jika semua yang kita IMPIKAN harus segera terwujud,

bagaimana kita bisa belajar KESABARAN?

 

jika semua doa yang kita panjatkan langsung DIKABULKAN,

bagaimana kita bisa belajar BERIKHTIAR?

 

jika kehidupan kita selalu BAHAGIA,

bagaimana kita bisa mengenal ALLAH lebih dekat?

 

Tetaplah percaya bahwa segala ketentuan-Nya adalah yang terbaik untuk kita 🙂

v(Duo PGN)v : Prolog Bandung-Jakarta


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

sebelumnya mari kita mulai post ini dengan salam, edisi menjelang Ramadhan, hehehe

Perkenalkan kami berdua yang dipertemukan oleh takdir sampai akhirnya sekarang bisa bersama se-KP di PGN (Perusahaan Gas Negara) dan sekamar di kosan di daerah Menteng, Jakarta Pusat. Ada saya Okky(kiri), dan sebelah saya Maspri(kanan)

Sesuai judulnya, Prolog, jangan harap cerita ini tentang KP kami, sebelum masuk ke intinya kita mulai dulu dari cerita bagaimana kami berdua hari ini masih bisa dateng ke kantor dengan kondisi ala kadarnya. Sebenarnya KP kami sudah mulai sejak tanggal 25 Mei lalu, tapi cerita ini masih fresh karena baru terjadi hari ini(4 Juni) dan kemarin.

kemarin…

Berawal dari keinginan kami berdua untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan tinggal di Jakarta selama dua bulan ke depan, ada target kami berdua harus bisa hafal atau minimal kenal jalan-jalan di Jakarta dalam waktu dua bulan ke depan. Entah apa tujuannya, mungkin biar bisa cerita ke anak cucu kali ya, soalnya saya(Okky) tidak ada niat tinggal di Jakarta nantinya. Dari situ, muncul ide random dari kami berdua untuk membawa motor ke Jakarta. Kalau dipikir-pikir ngapain gitu ya? Orang tua kami juga berpikiran sama sebenarnya, jadi lah kami beliau berempat tidak merestui niat suci kami.

Tapi ya namanya anak muda, tidak aneh dong rebel dikit, hehe. Jadi lah akhirnya kami tetap berangkat ke Jakarta dengan motor saya tercinta, sebut saja namanya Juwita(gambar menyusul). Kami berdua meluncur dari gerbang depan kampus sekitar jam 2 siang. Perlu diketahui sebelumnya, tidak satupun diantara kami berdua yang tahu jalan, tapi ya sudahlah, nyasar juga masih di Pulau Jawa. Menunggangi Juwita tercinta, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Puncak, muter-muter di Bogor, Cibinong, semua kami libas sampai akhirnya Alhamdulillah masih bisa sampai di kosan sekitar jam 9 malam.

Dasar Maspri, baru sampai di kosan sudah ada lagi masalah baru, ternyata kunci kamar kosan ketinggalan di Bandung! dan ibu pemegang kunci duplikatnya baru datang besok! Ampun deh, untung penjaga kosannya baik jadi kami diungsikan ke kamar lain yang masih kosong, udah gitu kamarnya lebih bagus dari kamar kami berdua, fufufu.

hari ini…

Ketinggalan kunci kamar ternyata tidak cuma memunculkan masalah di mana kami tidur. Persoalan makin pelik karena alat mandi dan sepatu kerja kami berdua ada di dalam kamar, padahal kami harus ke kantor hari ini! Gimana jadinya? ya gimana lagi, paginya kami mandi cuma berbekal air dan handuk, agak lucu sih rasanya, lebih baik sedikit daripada tidak sama sekali. Bagaimana dengan sepatu? Alhamdulillah cobaan tidak akan diberikan di luar batas kemampuan. Kami pun berhasil menemukan solusinya sampai akhirnya kami berdua bisa ke kantor dengan bersepatu. Ini nih penampakannya

Bukan bermaksud pamer sepatu ya, ga ada yang bisa dipamerin juga. Nah, jadi yang sebelah kanan itu Maspri dengan sepatu futsal putihnya yang kebetulan baru dibawa dari Bandung, yang sebelah kanan itu saya dengan sepatu colongan(minjem ga bilang2) ke tetangga kamar sebelah yang katanya lagi keluar dan baru kembali hari Selasa(5 Juni).

Alhamdulillah, sekian dulu post pertama dari Duo PGN.

Semoga bermanfaat, walaupun susah ditemukan sebelah mana manfaatnya, hehe

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

*original post : http://kpinfantri09.wordpress.com/2012/06/04/vduo-pgnv-prolog-bandung-jakarta/

Keseimbangan Berpikir dan BERTINDAK


gambar diambil dari : http://evolutionvtg.blogspot.com

Pecinta pengembangan karakter pasti tahu nih, motivator-motivator seperti Pak Mario Teguh dan sejenisnya(hehe, maaf bercanda pak) atau di buku-buku pengembangan diri banyak menyebutkan kalau kita ingin melakukan sesuatu tidak usah banyak dipikir. Hal itu sudah disampaikan dalam berbagai redaksi kata-kata yang kreatif dan menarik seperti “think less, do more”,  “bagaimana caranya memulai sesuatu? ya mulai saja! tidak usah terlalu banyak dipikir”, dan sebangsanya.

Bagaimana menurut kamu? Setuju kah?

eits, tunggu dulu.. Prinsip itu kan versinya para motivator dan buku. Kalau kita coba ingat-ingat lagi, prinsip lama versi tua atau sebut saja itu dengan kebijaksanaan justru menekankan kita untuk berpikir. “berpikirlah dulu sebelum bertindak”, “pikir dulu, baru bicara”, dan kawan-kawan sebangsanya.

Lho, jadi gimana dong? mana yang bener nih?

Saya sendiri pun tidak tahu mana yang benar, mana yang salah, wong saya juga cuma manusia yang masih anak bawang, mana berhak bilang benar salah buat orang lain. Tapi kalau preferensi jelas saya punya. Sebagai anak muda tentu saja saya memilih prinsip yang pertama. Buat saya, terlalu banyak berpikir malah membuat kita kurang action, akibatnya kita yang me-review ilmu kita untuk membuat pertimbangan dengan setepat-tepatnya malah sering melewatkan kesempatan yang belum tentu akan datang lagi. Kalau saja kita tidak terlalu banyak berpikir dan lebih banyak bertindak, akan lebih banyak pengalaman yang kita dapat, baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Apa? Kegagalan? tidak apa-apa, toh sampai kapanpun tampaknya pengalaman, termasuk pengalaman gagal, masih akan jadi guru terbaik. Lagipula tugas kita sebagai manusia cuma berusaha, sisanya biarkan Allah yang memutuskan.

Oke, itu pilihan saya. Lalu apakah prinsip yang kedua itu menurut saya salah?

Nggak, bro!! saya cuma belum membahasnya saja.

Kita lihat lagi ya redaksinya, “berpikirlah dulu sebelum bertindak”. Dalam prinsip itu kita dianjurkan untuk berpikir SEBELUM bertindak, yang jelas sekali berarti jangan banyak berpikir kalau sudah waktunya bertindak.

Pasti banyak banget kesempatan yang sebenarnya bisa kita gunakan untuk berpikir, bisa berpikir soal rencana, solusi masalah, ide-ide baru, dll. Waktu-waktu tidak produktif dimana kita memang tidak bisa action bisa dimanfaatkan untuk berpikir, seperti waktu menunggu seseorang, waktu menunggu makanan datang, waktu di perjalanan(tapi jangan pas nyetir ya,hehe), dan banyak lainnya sesuai kesibukan masing-masing. Kalau waktu-waktu itu bisa di optimalkan, kita tidak perlu lagi berpikir tidak pada waktunya.

Percaya lah kamu bisa lebih menikmati proses action ketika tidak banyak berpikir.

“Suatu saat kita akan lebih menyesali hal-hal yang tidak kita lakukan daripada hal-hal yang sudah kita lakukan”.

 

Sekian dulu, sisanya renungkan sendiri 🙂