Kali ini saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman field trip untuk salah satu mata kuliah yang saya ikuti di semester 8 di ITB ini, mata kuliah ini berjudul ‘Creativity and Innovation’. Mau tidak mau pengalaman field trip kali ini menjadi sangat penting karena selama hampir 4 tahun saya kuliah ini pertama kalinya saya melakukan field trip untuk sebuah mata kuliah, agak kasihan juga mengingatnya, tapi ya sudahlah.
Pada field trip kali ini, kami sekelas diajak untuk mengunjungi sebuah production house di Bandung yang bernama Kepompong Gendut, lucu juga namanya. Sesampainya disana, kami disambut oleh seorang kakak yang memperkenalkan dirinya sebagai Sammaria Simanjuntak, dan hey ternyata dia ini adalah sutradara film Demi Ucok yang sering saya dengar dibicarakan orang, walaupun saya sendiri belum nonton. Sebagai pembuka, beliau bercerita sedikit tentang production house Kepompong Gendut yang dijalankannya bersama beberapa orang teman dan beberapa film yang telah diproduksinya. Satu cerita yang menarik untuk saya yaitu tentang produksi film Demi Ucok yang ternyata dilakukan dengan cara crowd funding, sebuah cara yang kreatif sebagai solusi keterbatasan dana, ternyata banyak juga yang bersedia kontribusi disana.
Selesai perkenalan, sambutan, dan cerita sebentar, kami mulai masuk ke tujuan awal field trip ini, mengenal pembuatan iklan komersial. Salah satu iklan yang pernah dibuat kak Sammaria adalah iklan untuk Google Indonesia. Kami sempat membicarakan soal iklan di Indonesia yang banyak dikritik karena kebanyakan terlalu hard sell dan kurang berkualitas. Menurut kak Sammaria, sebenarnya agensi periklanan di Indonesia sebenarnya sudah mampu membuat iklan-iklan berkualitas dengan karakter soft selling seperti yang kebanyakan kita lihat di iklan-iklan produk terkenal di luar negeri, hanya saja pihak perusahaan pemilik produk justru yang meminta agar iklannya dibuat hard selling saja. Saya sedikit penasaran, atau jangan-jangan memang konsumen di Indonesia lebih sesuai dengan iklan-iklan semacam itu ya? Ya, walau bagaimanapun yang terpenting dari iklan adalah bagaimana agar message yang ingin disampaikan diterima dengan baik oleh pemirsanya, bagaimanapun caranya.
Setelah itu secara bergantian kami diajak masuk ke studio pembuatannya secara bergantian. Saya cukup terkesan dengan studionya, tidak terlalu besar, sederhana, namun ada kesan nyaman dan suasananya sangat mendukung munculnya ide-ide kreatif. Disana kami dikenalkan juga dengan salah satu pemeran di film Demi Ucok, Bu Lina yang pernah memenangkan penghargaan Piala Citra FFI 2012 atas perannya sebagai Mak Gondut di film tersebut, yang ternyata adalah ibu dari kak Sammaria sendiri!
Secara umum field trip kali ini cukup membuka wawasan baru tentang dunia kreatif khususnya pembuatan film dan iklan yang sebelumnya tidak banyak saya ketahui. Semoga field trip semacam ini semakin dikembangkan untuk tahun-tahun ke depan, dan mungkin perlu ditambahkan juga di beberapa mata kuliah Teknik Informatika.
Demikian, semoga bermanfaat 🙂