Monthly Archives: July 2012

[Djavanesia] Puntadewa


gambar diambil dari : http://wayang.wordpress.com

Puntadewa atau dikenal juga dengan nama Yudhistira, adalah mbarep atau kakak tertua dari Pandawa, putra dari pasangan Pandu dan Dewi Kunti. Walaupun dikatakan sebagai putra dari Pandu, tetapi sebenarnya Puntadewa adalah putra hasil hubungan Dewi Kunti dengan dewa bernama Batara Darma, diceritakan dua putra Kunti yang lain juga merupakan hasil hubungannya dengan para dewa. Puntadewa merupakan raja dari kerajaan Ngamarta, sebuah kerajaan yang didirikan oleh Pandawa setelah mereka terusir dari Ngastina oleh saudara-saudaranya yaitu Kurawa. Puntadewa memiliki istri yang bernama Dewi Drupadi.

Diceritakan Puntadewa adalah seorang putih suci, disebut-sebut sebagai seorang ksatria yang tidak memiliki musuh, paling tidak dia tidak pernah menganggap musuh pada siapapun, termasuk pada Kurawa. Dia tidak pernah marah, tidak pernah bertarung, dan tidak pernah menolak permintaan siapapun, serendah apapun derajat sang peminta. Secara fisik, budi pekertinya itu ditunjukkan pada penampilannya dengan kepala yang sedikit menunduk dan pandangan yang rendah hati. Tidak seperti satria lain yang pusakanya berupa senjata, pusaka dari Puntadewa adalah Jimat Kalimasada yang memiliki kekuatan misterius, merupakan naskah keramat yang memuat rahasia agama dan alam semesta. Hari-hari Puntadewa dilewatkannya dengan banyak melakukan meditasi untuk mencapai kebijaksanaan. Sebagai raja, ia memerintah dengan keadilan sempurna dan penuh dengan kemurahan hati.

Diantara sekian banyak kelebihannya, Puntadewa bukan seorang yang sempurna, tentu saja ia diceritakan juga memiliki kelemahan. Kelemahannya itu adalah kesukaannya berjudi. Kelemahan ini pernah dimanfaatkan oleh Sangkuni – seorang anggota Kurawa yang licik dan ahli berjudi – untuk mempertaruhkan harta, kerajaan, kebebasan, saudara-saudara, dan bahkan istrinya.

*referensi : Buku “Mitologi dan Toleransi Orang Jawa” karya Benedict R. O’G. Anderson dan Buku Pepak Basa Jawa

*karena keterbatasan pengetahuan saya, mohon pembaca yang mengetahui adanya kesalahan pada tulisan saya untuk dengan ikhlas menyampaikan kritik dan masukan :)

[Djavanesia] Wayang


*Tulisan bertajuk “Djavanesia” ini akan banyak mengangkat wayang Jawa karena memang saya orang Jawa dan cuma itu yang saya tahu, tanpa bermaksud mengecilkan suku lain di Indonesia, kita tetap Bhineka Tunggal Ika. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengetahuan dan kesukaan saya pada cerita wayang di masa SD dan SMP, yang kemudian kembali mendapat inspirasi ketika mengikuti PIMNAS 25 di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Walaupun pengetahuan saya sedikit sekali, tetapi semoga tetap bermanfaat. 

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki sejarah kebudayaan yang kuat, masih banyak dari kebudayaan tersebut yang diwariskan secara turun temurun sampai sekarang, termasuk juga budaya Jawa. Hanya saja sayangnya kita sebagai orang Indonesia harus mengakui bahwa kita sendiri kurang menjaga budaya tersebut sampai-sampai ada bangsa lain yang berani mengklaim budaya bangsa kita sebagai miliknya. Oke, tapi inti tulisan ini bukan untuk mengkritik bangsa sendiri.

Kembali ke kebudayaan Jawa, menurut Benedict R. O’G. Anderson, satu hal yang menjadi kehebatan yang membedakan masyarakat Jawa dengan Barat adalah keberadaan mitologi yang menjadi simbol dari budaya tersebut, yang ternyata tidak cukup kuat pengaruhnya pada budaya Barat. Mitologi itu lah yang sekarang kita kenal dengan sebutan Wayang. Melalui wayang ini lah masyarakat Jawa berusaha mewariskan dan melestarikan nilai-nilai budaya atau prinsip hidupnya kepada anak cucunya, salah satu contohnya adalah Sunan Kalijaga yang mencoba menyebarkan Islam melalui cerita wayang.

Keragaman dan perbedaan yang sangat kentara pada tokoh-tokoh dalam wayang Jawa menunjukkan adanya keragaman “rona kehidupan”  yang terus mengalir dalam kehidupan kita semua. Salah satu lakon(cerita) pewayangan yang kita kenal adalah Ramayana dengan tokoh-tokohnya yaitu Rama, Sinta, Rahwana, dan Anoman.  Kemudian ada juga kisah Mahabharata yang menceritakan konflik antara Pandhawa dengan Kurawa yang sebenarnya masih ada hubungan kerabat dan puncaknya pada perang Bharatayudha.

Sekian dulu tulisan pertama untuk mengawali seri “Djavanesia” ini. Tapi tenang saja, karena ini baru prolog lho! :D, berikutnya akan ada beberapa tulisan berikutnya yang mengangkat tokoh-tokoh dalam pewayangan seperti Yudhistira, Bima, Arjuna, Gatotkaca dan banyak tokoh lainnya, tentu saja dibumbui sedikit cerita tentang kehidupan mereka yang banyak mengandung keteladanan. Karena itu, nantikan tulisan selanjutnya 🙂

*karena keterbatasan pengetahuan saya, mohon pembaca yang mengetahui adanya kesalahan pada tulisan saya untuk dengan ikhlas menyampaikan kritik dan masukan 🙂

next >> Puntadewa