Smanti Informasi Pendidikan????
nama yang agak aneh memang kedengarannya (harusnya Informasi Pendidikan Smanti bukan sih???), yah tapi apa lah arti sebuah nama, yang penting makna yang terkandung didalamnya.
Jadi apakah gerangan SIP itu?
SIP adalah sebuah acara yang diselenggarakan di SMAN 3 Malang yang berupa pengenalan universitas-universitas kepada adik-adik terutama yang duduk dikelas XII untuk memberi sedikit “pencerahan” soal kemana mereka akan melanjutkan “hidup” nya setelah lulus dari SMAN 3 Malang tercinta. Acara ini diselenggarakan pertama kali sekitar tiga tahun yang lalu atas inisiatif dari mas Syafiq (EL ITB 07).
Pada cara tersebut, pihak sekolah tidak secara langsung mengundang pihak universitas untuk datang dan memberikan informasi mengenai universitasnya masing-masing, tetapi lebih mengandalkan alumni-alumninya yang dibanggakan dan sudah tersebar di penjuru Indonesia bahkan dunia.
Saya dan teman-teman IKASMARIAGITMA (Ikatan Alumni SMA Negeri “AGIT” Malang) Bandung cabang ITB juga tidak mau ketinggalan untuk ikut berpartisipasi mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara ini. Untuk tahun ini, cukuplah mengambil peran sebagai pembimbing bagi adik-adik angkatan 2010 yang memang mendapat “jatah” untuk mempersiapkan presentasi dari ITB. Saya menyaksikan sendiri bagaimana kerasnya usaha teman-teman dan adik-adik saya dalam mengumpulkan informasi, membuat presentasi, rapat berkali-kali dsb.
Untuk tahun ini, kami alumni Smanti di ITB membawa slogan “Jangan Takut Memeluk Gajah”.
Bagi teman-teman yang sudah lama mengalami, atau belum setahun yang lalu mengalami, atau bahkan mungkin yang sekarang masih mengalaminya pasti tahu bagaimana perasaan sebagai siswa kelas 3 SMA, bisa dibilang sejuta rasanya lah. Pertama, kita akan menghadapi pertaruhan hidup mati dalam UAN, UN, atau apa lah namanya yang mau tidak mau membuat makhluk jenis apapun, dari yang suka membolos sampai yang menangis ketika terpaksa tidak masuk sekolah, menjadi lebih rajin belajar untuk lulus. Kedua, kita dihadapkan pada posisi dimana kita harus menetapkan pilihan mau dikemanakan arah hidup kita setelah nantinya Insya Allah lulus SMA.
Mari kita fokus ke perihal kedua, akan coba saya gambarkan bagaimana kondisi seorang siswa kelas 3 SMA dalam posisi tersebut (silakan bagi yang ingin menambahkan karena merasa yang dialaminya lebih tragis lagi, tuliskan di bagian komentar). Diawali dari menetapkan pilihan, masalah pertama, seorang anak SMA yang sudah harus memilih “jalan” yang menuntun arah hidup mereka nantinya bisa dibilang kebanyakan masih dalam masa labil-labilnya (maaf ya buat yang masih SMA, no offense, saya juga pernah mengalami masa-masa seperti itu). Dalam kondisi tersebut banyak faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih, yang pertama tentu saja minat. Muncul lah masalah kedua, semasa SMA kita terbiasa mengerjakan berbagai bidang sekaligus, syukur-syukur jika diantara banyak bidang tersebut kita berhasil menemukan minat kita dimana, tapi ada juga yang mungkin menyukai banyak bidang, atau mungkin malah tidak menyukai semua bidang yang berujung pada susahnya menentukan pilihan. Masalah berikutnya, dalam kondisi harus menentukan pilihan, teman bisa menjadi masalah dalam kondisi seperti ini, walau mungkin mereka tidak melakukan satu hal jahat pun pada kita. Dalam kondisi mental yang kalut, ketika teman-teman yang lain sudah menentukan pilihan yang mereka bangga-banggakan tanpa sadar muncul perasaan untuk tidak mau kalah dengan mereka sehingga tidak sedikit yang akhirnya memilih karena ikut-ikutan atau memilih karena gengsi pada teman-temannya. Masalah besar lagi tentu saja soal restu orang tua, yang kemudian bisa merembet ke masalah biaya. Banyak kasus juga ketika seorang anak mempunyai pilihan ingin melanjutkan pendidikannya ke universitas atau jurusan tertentu terkendala karena tidak adanya ijin dari orang tua. Banyak alasan yang mendasari “ketakutan” para orang tua itu ketika tidak mengijinkan anaknya mengambil pilihan tertentu, misalnya universitas yang dipilih anaknya terlalu jauh atau jurusan yang dipilih anaknya terlihat kurang populer sehingga dianggap tidak berprospek, atau bisa jadi sampai ke masalah biaya sehingga anaknya terpaksa tidak bisa melanjutkan ke universitas atau jurusan yang diinginkannya atau bahkan bisa jadi tidak bisa melanjutkan ke bangku kuliah sama sekali.
Tapi tentunya walaupun ada sekian banyak masalah, yang saya yakin masih banyak lagi masalah yang belum disebutkan, kita harus yakin bahwa Allah SWT menciptakan masalah untuk kita mencari solusinya. Soal pilihan ini memang urusan yang sangat berat, tetapi bagi saya, ketika harus memutuskan atau menjatuhkan pilihan yang nantinya akan menentukan jalan hidup kita, sebagai manusia yang mulai dewasa harus mampu menentukan pilihan sendiri, memang sangat perlu ada saran dan nasihat dari orang tua, teman-teman, saudara, atau pihak-pihak lain, tapi tetap saja kita sendiri lah yang harus mengambil keputusan atas arah hidup kita. Coba bayangkan ketika pilihan yang kita jatuhkan didasari ikut-ikutan teman, apakah ketika kita gagal mereka yang akan bertanggung jawab? Tentu tidak, karena itulah kita harus mampu menentukan pilihan-pilihan sendiri dalam hidup dan tentunya bertanggung jawab atas pilihan yang diambil. Ketika misalnya apa yang kita inginkan itu tampak susah dicapai, ingatlah bahwa impian memang harus setinggi langit, dan langit itu yang tinggi itu bisa dicapai. Ketika kita sudah menetapkan sebuah tujuan yang tinggi, kita harus bertanggung jawab atas pilihan tersebut dengan rela jatuh bangun dan dengan ikhlas berjuang lebih keras dari orang lain. Mari mencoba untuk live our life dengan impian dan harapan-harapan yang tinggi dalam hidup kita. Jauh??Biaya?? Sudah banyak pihak-pihak yang menyediakan beasiswa disana-sini, mau dari pihak kampus ataupun pihak swasta yang saya tahu itu cukup melimpah, tapi tetap berlaku yang berusaha yang menuai hasilnya, jika kita mau sedikit saja menyempatkan waktu mencari informasi, banyak beasiswa yang bahkan setahu saya sampai banyak yang masih sisa dari yang dialokasikan diawal.
Seringkali memang kita harus mengambil sebuah pilihan yang “berani” dalam hidup kita demi sesuatu yang lebih baik tentunya, demi impian dan visi hidup kita. Untuk adik-adikku SMAN 3 Malng, sesuai dengan slogan kami pada gambar di atas “Jangan Takut Memeluk Gajah”, memilih lah dengan hati, mau setinggi apapun impian itu, mau ITB atau universitas manapun yang sesuai impian kalian masing-masing, perjuangkan sampai titik darah penghabisan. Impian itu terlalu berharga untuk dikorbankan.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk teman-teman, feel free to leave a comment, saya tidak keberatan jika memang ada kritik dan saran dari teman-teman semua.